Advertisement
BATAM|Kelanjutan Dari Rapat Dengar Pendapat RDP I tanggal 2/12/22 yang lalu oleh Komisi III DPRD kota Batam yang diadakan Diruangan rapat komisi III menunjukkan ketidak seriusan Pemerintah dalam hal ini Bakamla kota Batam, juga yang diduga pelaku usaha pihak Manajemen PT. Pax ocean. hal ini dapat dilihat dalam RDP II tampak tidak hadir dalam rapat yang diadakan hari ini 14/12/22, pukul 12, 30. diruangan komisi III DPRD kota Batam, Kepulauan Riau.
Adapun acara RDP II di komisi III tersebut merupakan kelanjutan dari pembahasan Tumpahan Limbah B3/oli bekas yang diduga nelayan bersumber dari Perusahaan Galangan PT, Pax ocean Indonesia masih mengambang. tampak dari reaksi nelayan kurang puas dari jawaban efi Kabid Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup DLH tidak sesuai dari pembahasan RDP I .Sehingga suasana Rapat sempat tegang namun dapat terkendali ketika pimpinan rapat Joko mulyono, S.H, M.H., dan Arlon Veristo (Nasdem). memberikan penjelasan hingga para undangan yang hadir dapat menerima dan kesimpulan sebagai keputusan bersama untuk kembali dilanjutkan 10 sepuluh hari kedepan.
Berikut para undangan yang hadir dalam rapat Hasanuddin ketua pemuda nelayan Tj.Uncang. Sekretaris HNSI Bernad Gultom, Mhd.Rafik ketua PAC Bulang, bang jass ketua HNSI Belakang padang, pak sani ketua HNSI Sekupang, Alvon siregar KSOP khusus Batam, Polairud Wibowo, Tengku Akbar Lurah Tj. Uncang. perwakilan Camat Batu Aji. KPLK kota Batam, perwakilan nelayan pulau seraya, nelayan pulau Belakang Padang, Kadis Lingkungan Hidup kota Batam melalui Kabid Pengawasan.
Askaruddin Nelayan Pulau katakan ," tolong pak kami diperhatkian agar masalah ini ditindaklanjuti secara serius sesuai kelanjutan dari hasil RDP I," Ungkap Askaruddin memulai pendapat dari nelayan.
Sambung Hasanuddin ", mohon ijin pak, Dimana tugas Polairud, dan Bakamla kota Batam. sekali lagi mohon pak ditindaklanjuti betul-betul, ", pungkasnya.
Ketika Pimpinan rapat memberikan kesempatan klarifikasi terkait sumber tumpahan limbah kepada Dinas Linkungan Hidup melalui
pak ipe Kabid Pengawasan DLH kota Batam jelaskan sebelum tanggal 30 DLH sudah mulai dalami dari tanggal 22 november, ditemukan ada 10 titik lokasi namun masih dalam data kasar.", pungkas Kabid Pengawasan DLH.
lanjutnya, " Untuk hasil dari data akan segera dibuat penyelesaian data dari PT. Pax ocean dilakukan selama 10 hari," Imbuhnya.
Polairud wibowo sampaikan ", kita juga sudah lakukan sesuai tugas kami dalam Pengawasan dilapangan ke berbagai pihak. pak", ujar wibowo.
Pihak Kawasan Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan KSOP kota Batam , "' kita masih menunggu dari Bakamla kota Batam. sebagai acuan untuk mendeteksi sumber limbah hingga menyebar ", ucap Alvon siregar.
Hingga selesai sidang rapat tersebut kru media Barometerkepri.web.id mendatangi joko mulyono SH, MH, dan sampaikan kita tetap tunggu data dari hasil pencarian dan penelusuran baik dari Bakamla melalui satelit, juga Dinas Lungkungan Hidup ",tutup Pimpinan rapat Komisi III.
(Mangarahut S)