Advertisement
"Pak Menteri sekarang ngaspal jalan itu jangan pakai hanya aspal, campur
dengan karet, dicoba dulu. Sudah dicoba, sudah dicoba di Sumsel, di
Riau, dan Jambi. Sudah dicoba hasilnya bagus," ujar Jokowi seperti
dikutip dari situs sekretariat kabinet, Sabtu, 9 Maret 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan
Para Petani Karet Se-Provinsi Sumatera Selatan, di Pusat Penelitian
Karet, Balai Pusat Penelitian Sembawa, Kabupaten Banyuasin,
Meskipun pada akhirnya karet membuat biaya pengaspalan jalan akan
sedikit lebih mahal, Presiden Jokowi tetap pada pendiriannya. “Enggak
apa-apa, beli,” ujarnya. Terlebih harga yang lebih mahal itu
berkonsekuensi dengan kualitas jalan yang lebih baik.
Jokowi menjelaskan, permintaan penggunaan karet rakyat untuk digunakan
dalam proses pengaspalan jalan merupakan satu dari sejumlah cara guna
membantu rakyat karena belakangan terpukul oleh fenomena penurunan harga
karet internasional. Indonesia bersama Malaysia dan Thailand selama ini
yang dikenal sebagai produsen karet terbesar di dunia terpukul karena
harga komoditas itu jeblok.
Karena asas demand supply yang berlaku di pasar komoditi global seperti
itu pula, Jokowi merasa perlu ada intervensi agar harga tak semakin
terpuruk. Salah satunya adalah dengan mengurangi suplai karet asal
Indonesia ke pasar dunia. “Sehingga kita jangan tergantung hanya kepada
pasar-pasar luar negeri, pasar-pasar ekspor, Singapura dan Jepang, Cina,
enggak. Boleh ke sana kirim tapi jangan terlalu ketergantungan,” ucap
jokowi.
Pasokan karet hasil produksi rakyat Indonesia, menurut Jokowi, bisa
dioptimalkan untuk penggunaan di dalam negeri. Dengan begitu, petani
terbantu dan harga karet di pasar global tak lantas jeblok karena banjir
pasokan karet.
Upaya mengembalikan harga karet internasional juga telah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dengan bernegosiasi dengan pemerintah Malaysia dan
Thailand agar melakukan hal serupa. "Untuk mengendalikan (harga), agar
suplai ke pasar itu bisa diturunkan. Barangnya kurang, berarti harganya
bisa terdongkrak naik,” kata Jokowi. Namun ia mengaku negosiasi itu
tidak mudah, dan baru-baru saja hal tersebut disetujui oleh negara
produsen karet lainnya.
Untuk mendongkrak harga karet, Jokowi juga telah meminta agar BUMN
seperti PT Perkebunan Rakyat membeli komoditas itu dari petani. "Beli
dengan harga yang baik, simpan dulu enggak apa-apa,” ujarnya. Suatu saat
ketika harga karet internasional membaik, komoditas itu bisa dijual di
pasar global.
residen Jokowi juga meminta agar Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto mengoptimalkan pabrik pengolahan untuk menggunakan bahan baku
karet dari dalam negeri. Ia mencontohkan pabrik ban bisa memakai bahan
baku lokal tersebut sebagai bentuk upaya mengerem pasokan ke pasar
global.
Sumber:tempo